Subscribe:


Minggu, 09 Juni 2013

Mahasiswa : Antara Kebanggaan dan Tanggung Jawab

HIDUP MAHASISWA..!
HIDUP MAHASISWA..!
HIDUP RAKYAT INDONESIA..!
        
          Rangkaian kata yang senantiasa lekat dengan sekelompok anak muda yang menamakan diri mereka “mahasiswa”. Pekikan yang menunujukkan idealisme dan kebanggaan mereka sebagai mahasiswa. Bila kita cermati dari kata hidup mahasiswa tersebut terselip makna perjuangan berbalut kebanggaan dalam diri mahasiswa, ditambah pula dengan pekikan yang menujukkan pembelaan mahasiswa terhadap rakyat bangsanya. Hal ini menunjukkan sebenarnya jauh dalam diri mahasiswa terselip keinginan untuk senantiasa berkontribusi bagi rakyat dan bangsanya. Menjadi refleksi kita bersama masihkah susunan kata yang senantiasa diteriakkan dalam tiap kegiatan mahasiswa itu penuh akan makna aslinya, atau hanya sekedar formalitas belaka. Sebuah refleksi peran mahasiswa.

            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa memiliki definisi “kelompok orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi”. Berawal dari definisi tersebut tentu tidak semua pemuda dapat menjadi bagian dari keluarga mahasiswa bahkan berdasarkan riset hanya 1 orang dari 8 pemuda yang mampu melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Tidak salah ketika muncul sebutan terhadap mahasiswa sebagai kelompok elitis intelektual. Mahasiswa—the happy selected few—kata Soe Hok Gie, segelintir insan yang beruntung mengecap pendidikan tinggi di tengah ratusan ribu rakyat Indonesia yang kelaparan. Sangat wajar ketika muncul kebanggaan dalam diri lulusan SMA yang baru saja menjadi mahasiswa. Euforia yang muncul dalam pribadi muda-mudi yang melepaskan seragam putih abu-abu menuju dunia berwarna-warni, dunia kampus. Sebuah kebanggaan diri sebagai kaum elit, namun sekali lagi timbul pertanyaan apakah kebanggaan diri tersebut selaras dengan meningkatnya kualitas peran mahasiswa terhadap bangsa atau hanya sebatas euforia yang membuat lupa diri, lupa peran dan kontribusi. Sebuah refleksi peran mahasiswa, antara kebanggaan dan tanggung jawab.

            Sejarah mencatat, mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa 1966 yang berperan dalam perjuangan Tritura, Mahasiswa 1974 yang berjuang dalam Malari hingga mahasiswa 1998 untuk reformasi. Saat itu teriakan hidup mahasiswa bergema dimana-mana menunujukan perjuangan mahasiswa bagi bangsanya. Saat itu, mahasiswa memerankan diri sebagai golongan yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mahasiswa sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya, yang bertentangan dengan idealism mahasiswa yang mahal harganya.

            Penegasan peran mahasiswa sebagai Agent of Change disini perlu diperhatikan, kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan bangsanya perlu digaungkan kembali agar kebanggaan semu atau malah euforia menjadi mahasiswa tidak membuat kelompok intelektual muda ini lupa akan perannya. Intelektual muda identik dengan kreativitas dan solusi. Dalam hal itu, mahasiswa dituntut untuk dapat berperanan lebih nyata terhadap perubahan atau paling tidak menjadi pendukung dari sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi sebagai pionir perubahan menuntut mahasiswa selalu peka dan turut berpikir terhadap masalah bangsanya, bukan hanya sekedar menjadi penunggu gedung megah pusat belanja atau sekedar mahasiswa lapuk.

            Melihat realitas dan tantangan diatas, mahasiswa memiliki posisi yang sangat strategis dalam perbaikan bangsa. Hal ini semakin menuntut keselarasan akan kebanggaan diri menjadi seorang mahasiswa dengan kontribusi dan tanggung jawabnya terhadap bangsa. Agar pekikan hidup mahasiswa kembali bermakna dan hidup rakyat Indonesia tercapai melalui tangan kita, mahasiswa, sebagai aktor perubahan dan calon pemimpin masa depan. Karena masyarakat telah menanti kita.
Hidup Mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !

BIARKAN JAKET ALMAMATERMU BERDEBU DI JALANAN
DARIPADA LAPUK DAN BAU LEMARI
JUSTRU ITULAH KAMU PANTAS DISEBUT MAHASISWA.

From : Menteri Koordinator BEM UNAIR

0 komentar:

Posting Komentar